
Senja, pada bibir cakrawala kau meronakan jinga. Tapi bibir sang anak petani pucat karena nadinya tak lagi menyalurkan darah pengharapan.
Tabah anak petani, tuhan menjadi milik penguasa.!
Teguklah secangkir tangis di bawah senja sebagai asa pengganti kopi
Airmu tak lagi manis, berganti pahitnya air duka dari kelopak
Golok tak lagi menembus batokmu
Para-para merindukan pelukan asap dari tumpukan gonofu
Papa & mamaku hanya duduk menjadi...