Rabu, 02 Agustus 2017

TIDURLAH ADIKKU


Tidurlah adikku
Aku percaya ketika sang surya menyapa mu esok, saat itu juga kau tahu betapa besarnya rinduku pada mu. Jika memang kita diikat oleh selimut persahabatan, niscaya kehangatan rindu ini  kan mengalir bersama jiwa yang satu. Tidurlah adikku, jika kau mau maka berbaringlah dipundak ku, lepaskan semua hasrat manja mu. Ku ingin mengusap dan membelai rambut mu hingga kau tertidur lelap, agar kau bisa lupakan semua tentang masa kelam itu. Tidurlah adikku. Ketika cahaya menjemput, pandangilah dengan senyuman karena aku berada dibalik cahaya itu. Ku tak pandai membuatmu bahagia walau hanya sesaat, tapi inilah cara ku. Cara ku membuat engkau bahagia. Semoga besok kau tersenyum melihat pesan ini. Tidurlah adikku, jangan khawatir aku akan bersama mu, walau Tuhan berkehendak lain. Jujur, aku takut kehilangan mu, dan yakin ku, kau akan pergi. Pergi bersama kekasih mu, bahkan akan jauh dari angan ku. Mahligai itu menanti mu adikku. Kau tak akan mungkin hidup sendiri, kau akan punya teman, teman di mana kalian selalu bersama. Makan, tidur, jalan bahkan seranjang. Di situlah aku sadar bahwa kau adalah milik orang. Mungkin aku hanya bisa menyapa mu dari kejauhan. Tidurlah adikku. Aku ingin sebelum kau pergi lebih jauh, berbaring dipundak ku. Katakanlah bahwa kau menyayangi ku, katakan "Kaka aku menyayangi mu, dan aku akan selalu memanjakan diri ku pada mu". Di kaki gunung Gamalama ku tabur rindu hingga terbang menelusuri lereng-lereng Sibela. Semoga angin sipoi membawa salam ku pada mu. Tidurlah adikku, tidur yang manis ya.

Ternate, 3 Agustus 2017 | Asrul Lamunu