Perempuan itu adalah
dia
Hatinya terlalu cepat
menerimanya
Dia bagai kapas
diterpa angin
Matanya tak pandai
melihat angin
Dia gadis lincah tapi
kalah bercinta
Hidungnya tak pandai
menyium cinta
Dia gadis cerdik kalah
rindu
Telinganya tak kuasa
mendengar rindu
Dia gadis tangguh
melintasi gunung
Langkah-langkahnya tak
kuasa memanjat gunung
Dia kuat tapi lemah
Lemah pada relung
kasih
Dia bagai ilalang pada
iringan angin
Rindu cinta mendung
Dia cinta namun ragu
Ragu yg terbelenggu
Dia bangkit dari tidur
Hatinya sadar tanpa
kendur
Dia adalah dia
Kini mulai retak cermin
Cermin melihat
bayangan
Cinta dan rindu punya
Cerita yg tak lagi
melayang.
Ternate, 30 Juli 2016
| Asrul Lamunu