Jumat, 28 Juli 2017

KAU DENGAN KESOMBONGANMU

Roda kehidupan terus berputar
Zaman pun ikut bermekar bagai bunga ditaman
Ketika memasuki era modern
Manusiapun banyak kepintarannya
Hingga banyak para insan di luar sana
Yang salah menggunakannya

Karena keangkuhan yang melekat
Sehingga sikap moral mu merusak dunia
Kamu hanya bisa berprilaku bagai ayam saja
Mengangkat dagunya dengan gagah
Tanpa melihat kebawah

Ketika kau ingin menonjolkan kemampuanmu
Mungkin tanpa sadar
kau menjatuhkan orang lain
Kau melenggang dengan bangga
Menunjukan pada semua, bahwa kau mampu
melewati semua kesulitan itu sendiri
Kesombongan dan keserakahan
Telah menutup matamu
Atas kebaikan yang kau terima
Meniadakan tangga yang kau lewati
Seakan kau langsung terlahir dipuncak

Tak ada yang dapat kulakukan
Selain mengingatkanmu
Mencoba menarikmu, agar tetap berpijak
Tapi kesombongan dan keserakahan
Yang kau pelihara dihatimu
Membuatmu mengabaikan semuanya
Ya… sudah,, nikmati keberhasilan yang
Katanya hasil usahamu
Padahal sudah sekian lama
Kita saling bersitegang saling melumat kecap noda
Genapi keganjilan
Demi mengutuhkan hidup

Tak akan lagi terkecoh atas olah tubuh isyarat
Setelah ujar digerogoti tikus-tikus berdasi
Mata air kering seperti gurun pasir
Yang jejak sejarahnya sirna dihempas angin

Angkuh itu masih tetap tak tersentuh
Suara-suara telah terbiasa diacuhkan
Tak ada perubahan yang berarti
Sebab tuhan telah bersarang di kepala mereka
Segala janji manis yang terpapar, dulu
Kini telah pudar

Sebelum senja tenggelam
Ingin kuteriakan tentang keadilan
Yang tergadaikan, namun semua hanya sia-sia
Sebab telinga telah dipasung tuli
Dan sombong pun beradu uang

Tuhan Maha Mendengar
Tentang keluh yang tak tersampaikan
Bahwa setiap peluh yang bercucuran
Adalah intan yang berpualam

Ku hanya bisa melihat dan mendo’akan
Agar disaat kau sadar dari semua ini
Kau tak terhempas dan berderai jadi butiran debu