Senin, 31 Juli 2017

CINTA INI BAGAIKAN PENUMPANG DALAM KERETA API


Cinta ini bagaikan penumpang dalam kereta api

Hidup ini seperti sebuah perjalanan kereta api. Lengkap dengan stasiun-stasiun yang dilalui, dengan perubahan-perubahan rute atau tempat tujuan.

Begitu pula orang lain akan naik dalam kereta api kita. Bisa saja mereka akan menjadi penumpang yang berarti bagi hidup kita atau hanya sebatas perantara.
Karena ada ribuan orang lainnya di dalam kereta dengan tujuan yang sama yang tidak kau kenal. Kau tidak tertarik untuk mengenal mereka lebih jauh. Kau juga tidak akan tau dengan siapa kau akan bertemu.

Suatu saat kau menemukan seseorang, kau akan mencoba untuk memberanikan diri menyapanya. Kau mencoba berbasa-basi untuk mengobrol dan bertukar kontak. Kau akan mencari tahu lebih tentang dirinya.

Serta lama kelamaan, kau terbiasa menaiki kereta itu bersama dengannya. Kau akan membuat janji dengannya, pada jam berapakah dan gerbong manakah kalian akan menaiki kereta. Kemudian kau akan selalu menantikan momen itu terjadi.

Ketika kereta mendekati tujuan, kitapun bergegas menyiapkan apa yang perlu diperhatikan jangan sampai ada yang ketinggalan. Saat tiba di stasiun kemudian satu demi satu penumpang akan turun dan meninggalkan kekosongan yang begitu dalam bagi kita. Bahkan ada juga penumpang yang harus turun begitu tiba-tiba, tanpa kita tahu.

Di saat anda menyadarinya, ternyata kursi mereka telah kosong, begitu pula dalam perjalanan kita karena di antara kita memilik tujuan yang berbeda, kau takkan pernah menemuinya lagi di kereta itu. Ia akan menaiki kereta dengan tujuan yang berbeda denganmu. Tidak ada momen kebersamaan dalam mencapai tujuan itu lagi.

Peron itu kembali hampa tanpanya, kereta itu kembali sunyi tanpanya. Tidak ada lagi penyemangat dirimu untuk tetap fokus mencapai tujuanmu. Tidak akan ada orang yang sama seperti dirinya lagi.

Layaknya kereta, kehidupan akan terus berjalan maju. ada atau tiada dirinya. Ia akan terus berjalan mengantarkan penumpang pada tujuannya. Layaknya kereta, kau tidak bisa memaksa waktu untuk berjalan mundur.

Dalam suatu perjalan hidup pasti penuh dengan sukacita, dukacita, imajinasi, harapan, dan juga diwarani dengan ucapan selamat tinggal dan perpisahan.

Untuk itu apakah kau akan mengganti tujuan keretamu untuk menyamai dirinya? Ataukah kau tetap pada tujuanmu yang sama sambil mencari orang lain untuk menggantikan dirinya? Keputusan itu kuserahkan pada dirimu.

====NIA====