Kau dan Alasan-Alasan Bodohmu
Kalau pada akhirnya sia-sia, aku juga tak marah seperti ini jika dari awal kau sudah mengatakan maksudmu yang sebenarnya.
Aku mengerti kau tak enak denganku. Mencari banyak alasan bodoh untuk menyingkirkan aku yang dari sudah lama selalu ada untukmu. Segala cara kau cari. Dan yang paling membuatku kecewa adalah caramu membawa orang yang baru saja kau kenal masuk di antara kita berdua, lalu dengan sepihak mengatakan bahwa dia adalah yang selama ini kau idam-idamkan.
Yang dari dulu menyembuhkan luka-lukamu itu aku. Dia tidak pernah tau.
Yang dari dulu menemanimu ketika kau terjatuh itu aku. Dia tidak pernah tau.
Yang dari dulu mendengarkan isak tangismu itu aku. Dia tidak pernah tau.
Yang dari dulu memaklumi tingkah bodohmu itu aku. Dia tidak pernah tau.
Yang dari dulu selalu meluangkan waktu agar kau tak kesepian itu aku. Dia tidak pernah tau.
Yang dari dulu dengan sabar menunggumu untuk mampu pulih dari trauma lalu mau membuka hati lagi itu aku. Dia tidak pernah tau.
Dan ketika hatimu sudah mampu menerima orang baru, anehnya yang kau pilih itu dia, bukan aku. Padahal aku berani bersumpah, dia itu bahkan tidak pernah tau siapa dirimu ketika saat itu aku sudah sangat mengenal luar dan dalammu, menyembuhkan segala pesakitanmu, bahkan dengan cara mengorbankan seluruh waktu-waktuku.
Keparat!
Lalu sekarang kau masih berulang kali bertanya mengapa hingga saat ini aku masih belum bisa memaafkanmu?
Haha.....
semoga ia mencapakkanmu.”
===== AMHS =====